Follow Instagram Kami

Follow Instagram Kami
Informasi desain rumah & proyek terupdate

Inspirasi Arsitektur : Perkembangan Desain Bandara dan Bangunan-Bangunan Penerbangan





Karya-karya arsitektur bangunan bandara seringkali merupakan karya-karya yang memiliki kualitas terdepan dimasanya. Bangunan bandara memiliki kebutuhan penggunaan penumpang pesawat dan segala aktifitasnya. Seperti halnya pembangunan stasiun kereta di abad 19, pembangunan bandara di abad 20 juga merupakan pertunjukkan akan pencapaian teknologi suatu negara. Bangunan bandara merupakan indikator kemajuan pembangunan suatu negara dan kota-kota didunia.

Teknologi pesawat terbang yang selalu berkembang seiring berjalannya waktu, membuat perubahan aktivitas penerbangan selalu berkembang untuk lebih baik. Hal ini membuat kebutuhan akan fasilitas penerbangan perlu menyesuaikan, dan dampaknya perlu penyesuaian desain bangunan bandara. Fasilitas bandara pun berlomba-lomba beradaptasi menyediakan yang terbaik untuk teknologi pesawat-pesawat baru. Perubahan-perubahan ini pun sangat cepat dan sulit untuk dipresiksi. Tapi secara umum garis besar desain bandara adalah agar penumpang berjalan dalam jalur yang terpendek untuk mencapai tujuan pesawatnya, serta beradaptasi menyesuaikan teknologi penerbangan terbaru.

Melonjaknya kebutuhan masyarakat akan transportasi udara memberikan tantangan tersendiri bagi arsitek maupun kontraktor bandara. Kebutuhan yang harus diakomodir desain bandara mencapai 35 juta penumpang dalam setahun, di dekade 90an. Hal ini membuat berkembang pesatnya ukuran bangunan bandara serta ekspansi besar-besaran terminal-terminal yang ada. Mengakibatkan munculnya generasi terbaru dari bangunan bandara yang makin kompleks, struktur-struktur baja raksasa menjulang mengakomodir area bebas kolom dibawahnya. Hasilnya adalah desain-desain bandara yang megah sekaligus mempertunjukkan kemajuan pencapaian arsitek dan teknologi konstruksinya.

Bandara-bandara baru hampir merupakan sebuah kota sendiri, sebuah megapolitan yang dihuni oleh para penjelajah. Pengenalan penggunaan tensile membrane pada bandara Dulles International Airport yang arsiteknya adalah Ello Saarinen tahun 1962, kemudian diikuti Terminal Haji di Jeddah Arab Saudi (1978), di Denver Colorado (1995) serta Kuala Lumpur, Malaysia tahun 1998. Struktur-struktur membrane tersebut secara simbolis merupakan metafor dari penggunaan tenda oleh masyarakat nomaden.

Dulles International Airport


Terminal Haji di Jeddah Arab Saudi
Bandara Denver Colorado

Kuala Lumpur International Airport
Pada awalnya, penggunaan pesawat terbang diawali oleh layanan Pos di Amerika, yang dikembangkan oleh perusahaan surat udara atau airmail dari tahun 1918 hingga 1925. Setelah itu, banyak pengusaha lokal dan perusahaan mencoba menjalankan usaha dibidang penerbangan komersil. Kebijakan penerbangan udara di Amerika sangat berbeda dengan Eropa dimana ketentuan bagi pengusaha yang mendirikan maskapai, membangun peralatan navigasi, dan membangun bandara hampir selalu berada ditangan pemerintah masing-masing negara. Di Amerika, perencana bandara dapat dengan leluasa mewujudkan ide rancangan dari arsitek dan insinyur stasiun kereta api yang merupakan transportasi utama pada masa itu, hasilnya adalah kolaborasi dari rancangan stasiun kereta yang diterapkan pada bagian-bagian bandara. Tren tersebut bertahan hingga beberapa dekade berikutnya.

Setelah tahun 1927, dikarenakan meningkatnya frekuensi penerbangan, kapasitas penumpang, serta beratnya bobot dari pesawat-pesawat komersil  menginginkan konsep baru untuk bangunan bandara berikut landasannya. Inilah yang memunculkan tren generasi ketiga dari konstruksi bandara. Landasan yang sangat kuat serta garis-garis penunjuk dilandasan menjadi standar di Amerika sejak tahun 1928, yang sekarang menjadi ketentuan di negara-negara Eropa. Adanya teknologi "glying boat" pada 1930an memunculkan konstruksi bangunan bandara ditepi laut, seperti bandara Dinner Key Seaplane Base di Miami (1934) serta Marine Air Terminal, LaGuardia Airport (1939). Pada tahun 1930an berdiri beberapa bangunan bandara sejenis yang cukup signifikan seperti Ramsgate Municipal Airport tahun 1937 di Inggris.

Dinner Key Seaplane Base di Miami
LaGuardia Airport

Setelah itu, pesatnya kemajuan di industri pesawat akibat perang dunia 2 serta diperkenalkannya tipe-tipe baru pesawat komersil yang mampu mengangkut 80 hingga 100 penumpang, ruang-ruang kedatangan dan keberangkatan yang ada dirasa kurang mencukupi. Namun konstruksi untuk ekspansi bandara justru tertunda dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan setelah perang. Yang dominan ada adalah pengolahan sistem konfigurasi transporter di bandara. Pesawat berada jauh dari apron, terpisah dari terminal sehingga mengharuskan penumpang untuk berjalan keluar menghampiri pesawat. Zurich International Airport (1953) merupakan contoh tipikal dari bandara generasi keempat ini. Contoh lain adalah Heathrow Airport di London tahun 1956 dan Orli di Paris tahun 1961, desainnya menonjolkan karakter bangunan terminal yang berlokasi ditengah landasan, memiliki dua anjungan menjorok pada kedua sisinya dengan panjang total sejauh 75 meter. Bentuk "jari" dan "bintang" muncul pada tahun 1950an di Amerika lalu diikuti oleh Eropa. Terminal di Gatwick Airport di London tahun 1958, bangunan terminal yang persegi panjang dengan satu buah "Jari" yang menjorok diperkenalkan sebagai desain bandara generasi ke 5, dua "jari" lagi ditambahkan pada tahun 1964 di Roma, Milan Copenhagen, London dan Amsterdam. Sementara Toronto Airport (1961), Cointrin Airport di Jenewa tahun 1968 dan (1970) merupakan contoh-contoh terminal bertipe satelit. Namun desain generasi ke-5 ini yang mengutamakan jarak minimum antara penumpang dengan pesawat mengalami guncangan dengan munculnya serangan teroris internasional. Sejak saat itulah bandara menjadi tempat yang ketat akan keamanan.
Add caption

Zurich International Airport
Cologne-Bonn Airport

Hal inilah yang mendorong dikembangkannya desain generasi keenam. Desain generasi keenam ini menerapkan prinsip "leher botol" atau bottleneck, dengan hall keberangkatan dan hall kedatangan dikembalikan lagi ketengah badan bangunan (seringkali pada lantai terpisah), ditambah dibedakannya area aman dan area terbuka. Ketatnya keamanan terminal membutuhkan transisi yang jelas dari area publik ke area dengan tingkat keamanan tinggi, mengurangi keleluasaan penumpang.

Dekade 90an menjadi klimaksnya perubahan desain bandara. Dengan berdirinya sekitar 40 terminal besar diseluruh belahan dunia, menggantikan fasilitas-fasilitas yang mulai menua dikota-kota seperti Osaka, Hong Kong, Bilbao, London, Paris, Incheon, Barcelona, Sevilla, dan Shanghai. Meskipun yang secara arsitektural bervariasi, bandara-bandara baru tersebut memiliki banyak kesamaan yang jelas seperti ukuran yang besar, keterbukaan, konstruksi ringan, struktur yang berteknologi tinggi serta pelayanan mutahir disertai area retail yang luas, hotel serta fasilitas konfrensi, bar hingga bioskop. Secara tidak langsung, terminal di dekade 90an merupakan hasil dari 40 tahun evolusi yang mengkombinasikan banyak tren terbaru dalam suatu bentuk desain. Bentuk konstruksi yang unik, keberanian desain, lengkungan yang dramatis menunjukkan kemajuan teknologi yang signifikan. Arsitek-arsitek seperti Norman Foster, Richard Rogers, dan Renzo Piano beserta arsitek-arsitek lain yang menjadi pengikutnya telah terinspirasi oleh bangunan-bangunan industri di Inggris abad 19.

Salah satu contohnya adalah Stansted Airport di Essex, Inggris (1991). Bandara tersebut merupakan bangunan yang secara merata terbagi dalam grid-grid kolom yang terinspirasi oleh rancangan besi dan kaca Mies Van der Rohe. Rencananya Norman Foster, sang arsitek yaitu menampilkan desain yang elegan dan kebebasan pengguna. Ada juga bandara Kansai di Jepang yang didesain oleh Renzo Piano, dibuka tahun 1994 menampilkan kerumitan karya engineering dengan panjang lounge kedatangan 1,7 km. Kansai merupakan bandara besar pertama (menangani 25 juta penumpang pertahun) yang  dibangun diatas pulau buatan. Desain dari arsiteknya memberi peluang adanya tambahan ekspansi dengan memberikan banyak keterbukaan selain itu juga memberikan banyak cahaya alami untuk masuk.

Stansted Airport

Bandara Kansai
Bandara Kansai
Bandara Internasional Chek Lap Kok
Bandara Internasional Chek Lap Kok

Bandara Internasional Chek Lap Kok di Hongkong tahun 1997 juga diarsiteki oleh Norman Foster, dirancang untuk penggunaan 35 juta pengunjung pertahun. Memiliki atap bersegmen-segmen dengan masing-masing grid berukuran 36 meter, terlihat dari udara sebagai gambaran siluet pesawat terbang. Pada tiga lantai utama diantara 2 landasan, bandara ini juga memiliki stasiun kereta yang menghubungkan dengan ibu kota Hong Kong.

Bandara tahun 1990an dapat dikatakan perkembangan dari megaterminal, meskipun menggunakan teknologi yang paling mutahir pada masanya namun pendekatan kearah natural mulai dilakukan. Penggunaan banyak cahaya alami, penyatuan karakter indoor dengan outdoor mencerminkan kesadaran akan pentingnya memiliki unsur alam pada perkembangan dunia arsitektur.